Thursday, April 15, 2010

Pawai Alegoris 1073 Tahun Nganjuk

Tepat 10 April 2010 kemarin, Nganjuk berulang tahun. Menurut Prasasti Anjuk Ladang, tahun ini merupakan yang ke-1073. Dari awal nama Anjuk Ladang hingga menjadi Nganjuk sekarang, tentu saja banyak peristiwa yang telah dilalui. Salah satunya adalah perubahan ibukota kabupaten.
Dulu pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk berada di Berbek yang letaknya sekitar 15 km dari kota Nganjuk sekarang. Semakin majunya kehidupan masyarakat, pusat pemerintahan dipindahkan ke Nganjuk. Perpindahan ini menandai Kabupaten Nganjuk yang sekarang, yang selalu diperingati setiap tahun dengan Pawai Alegoris.
Pawai Alegoris merupakan simbol perpindahan seluruh jajaran pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk. Tahun ini pawai sangat meriah. Masyarakat berderet di sepanjang jalan yang dilalui pawai. Apalagi pawai dilaksanakan di hari Minggu, tepat sehari setelah ulang tahun.
Pawai mulai memasuki Nganjuk pukul 10.00 WIB, dengan kereta pertama yang dikendarai Bupati Taufikurrahman beserta istri. Disusul seluruh jajaran pemerintahan, dinas, dan UPTD. Pawai juga dimeriahkan partisipasi klub bersepeda di Nganjuk dan seni budaya reog. Bebepa sekolah juga ikut menyemarakkan acara dengan menempatan siswa-siswinya didepan sekolah masing-masing.
Selain Pawai Alegoris, setelahnya juga diadakan kirab pusaka menuju pendopo Kabupaten Nganjuk.
Dirgahayu Kabupaten Nganjuk ke-1073.

Sunday, April 4, 2010

SINGOKROMO; Satu Lagi Obyek Wisata Nganjuk

Masyarakat Nganjuk mungkin sudah pernah tahu atau minimal mendengar mengenai Air Terjun Singokromo, tapi sebagian belum mengenal obyek wisata baru ini. Lokasinya sama dengan Air Terjun Sedudo, lebih tepatnya dibawahnya, jaraknya lebih dekat dari pintu masuk loket obyek wisata. Namun untuk sampai ke lokasi diperlukan sedikit ekstra tenaga karena medan yang masih alami dan belum mendapat perhatian serius pemerintah. Tapi jangan kaget, jika sudah sampai di lokasi, pengunjungnya juga ramai.
Air Terjun Singokromo tingginya hanya sekitar 20 meter, namun airnya yang bersih dan segar jatuh melimpah. Kealamiannya masih terjaga karena seperti menikmati air terjun dengan kubangan air ditengah hutan. Kalau pengunjung masih sepi menikmati air terjun ini seperti telaga mandi para bidadari, bersensasi. Suara air terjun, bunyi-bunyian binatang hutan, benar-benar asli masih alami.
Hanya saja, sulitnya perjalanan menuju lokasi, jalan setapak menuju air terjun yang belum dibangun, keadaan cuaca yang mudah berubah drastis harus dipertimbangkan jika mau berkunjung ke Singokromo. Terlebih untuk pengunjung bermobil, jarak dari parkir kendaraan ke lokasi masih lumayan jauh. Pastinya perlu persiapan sebelum ke air terjun ini.